A Review on Indonesian Fishermen Prosperity in the Coastal Area

Article Preview

Abstract:

Fishermen poverty is multi-dimensional problems. Since the fishermen income always under regional minimum wage. Inversely with position of Indonesia that become the world third largest in fishing production. At the same time, Indonesian fisheries are under threat due to degradation of marine ecosystem and overfishing. Therefore, enhancing the massive production is not a solution to solve all problems. The main purpose of this paper is collecting the view of researchers related to the causes and solutions as poverty alleviation. The poverty alleviations can be started with improvement in fish catching and processing, transparent and environmental friendly, increasing fishermen’s ability, and good management of assets.

You might also be interested in these eBooks

Info:

Periodical:

Pages:

3-9

Citation:

Online since:

January 2018

Export:

Price:

Permissions CCC:

Permissions PLS:

Сopyright:

© 2018 Trans Tech Publications Ltd. All Rights Reserved

Share:

Citation:

* - Corresponding Author

[1] Food and Agriculture Organization of the United Nations, The State of World Fisheries and Aquaculture, Rome, (2010).

Google Scholar

[2] A. Solihin, E. Batungbacal, A.M. Nasution, Laut Indonesia dalam Krisis, Greenpeace, Jakarta, (2011).

Google Scholar

[3] A. Fauzi, Kebijakan Perikanan dan Kelautan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, (2005).

Google Scholar

[4] M.I. Tawakal, Masyarakat Nelayan, Kompasiana, Jakarta, (2014).

Google Scholar

[5] Badan Pusat Statistik, Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) dan rata-rata Nasional per tahun (Dalam Rupiah), 1997-2016, Jakarta, (2017).

Google Scholar

[6] S. Hughes, A. Yau, L. Max, N. Petrovic, F. Devenport, M. Marshall, T.R. McClanahan, E.H. Allison, J.E. Cinner, A framework to assess national level vulnerability from the perspective of food security: The case of coral reef fisheries, Env. Sci. Policy, 23 (2012).

DOI: 10.1016/j.envsci.2012.07.012

Google Scholar

[7] A. Cahaya, Fishermen community in the coastal area: A note from Indonesian poor family, Procedia Economics and Finance, 26 (2015) 29-33.

DOI: 10.1016/s2212-5671(15)00801-1

Google Scholar

[8] Harpowo, A. Tain, Fenomena kemiskinan nelayan sebagai dampak overfishing di Pantai Utara Jawa Timur, Salam, 14 (2011) 13-24.

Google Scholar

[9] Syahrizal, S. Meiyenti, R. Ekaputra, Aspek tindakan dan perilaku dalam kemiskinan: studi pada masyarakat nelayan kabupaten pesisir selatan Sumatera Barat, Humanus, 10 (2011) 25-35.

DOI: 10.24036/jh.v10i1.483

Google Scholar

[10] S. Fathonah, D. N Setyaningsih, Pemberdayaan perempuan dalam pengentasan kemiskinan pada keluarga nelayan, Rekayasa, 8 (2010) 1-7.

Google Scholar

[11] H. Tanam, Model pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengentasan kemiskinan di dusun pulau cempedak kecamatan kendawang kabupaten Ketapang, Jurnal Ekonomi Daerah, 2 (2014).

Google Scholar

[12] S. Widodo, Strategi nafkah rumah tangga nelayan dalam menghadapi kemiskinan, Jurnal Kelautan, 2 (2009) 150-157.

Google Scholar

[13] A. Mahioborang, Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan (suatu studi di kabupaten sangihe), Jurnal Politico, 1 (2015).

Google Scholar

[14] Affandi, Sumartono, S.A. Wahab, Pembangunan daerah dan penanggulangan kemiskinan (studi kasus implementasi proyek pembinaan peningkatan pendpatan petani dan nelayan kecil (P4K) di kabupaten jombang), Jurnal Sosial dan Humaniora, 10 (2009) 37-53.

DOI: 10.29244/jurnal_mpd.v5i2.24641

Google Scholar

[15] R. Dahuri, Revitalisasi Koperasi Perikanan, Smecda Infokop, 13 (2015) 41-50.

Google Scholar

[16] Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mina Bahari, Jakarta, (2015).

Google Scholar

[17] M. Yusuf, Trawl dan cantrang - keuntungan yang buntung, World Wildlife Fund, Jakarta, (2015).

Google Scholar

[18] E.Y. Agunggunanto, Analisis kemiskinan dan pendapatan keluarga nelayan kasus di kecamatan wedung kabupaten demak jawa tengah, Dinamika Ekonomi Pembangunan, 1 (2011) 50-58.

DOI: 10.14710/jdep.1.1.50-58

Google Scholar

[19] N. Mita, Kajian kemiskinan pesisir di kota Semarang (studi kasus kampung nelayan Tambak Lorok), Jurnal Teknik PWK, 3 (2014) 50-59.

DOI: 10.14710/sabda.14.1.67-81

Google Scholar

[20] D. Meitasari, B. Setiyono, A. Taufiq, Evaluasi implementasi kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan masyarakat nelayan (studi kasus nelayan tradisional desa bendar, kecamatan Juawana, kabupaten Pati), Journal of Politic and Government Studies, 4 (2015).

DOI: 10.31227/osf.io/7mnq4

Google Scholar

[21] A. Tain, Penyebab kemiskinan rumah tangga nelayan di wilayah tangkap lebih Jawa Timur, Humanity, 7 (2011) 1-10.

DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i1.5237

Google Scholar

[22] Suhana, Kebijakan kelautan dan perikanan dan implikasinya terhadap kelestarian sumberdaya ikan dan ekonomi perikanan Indonesia, Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 2 (2015) 70-76.

DOI: 10.20957/jkebijakan.v2i1.10397

Google Scholar

[23] R. Muninggar, Analisis supply chain dalam aktivitas distribusi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Buletin PSP, 17 (2008) 350-355.

Google Scholar

[24] Kementerian Kelautan dan Perikanan & World Wildlife Fund, Action Plan Indonesian Tuna Fisheries: Better Management Practice for Moving toward Sustainable and Resposnible Fisheries, Kementerian Kelautan dan Perikanan, (2011).

DOI: 10.24319/jtpk.13.1-12

Google Scholar

[25] S. Rindawati, Strategi peningkatan masyarakat nelayan di kota Bengkulu, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, 2 (2012) 291-314.

Google Scholar

[26] T. Kusumastanto, Y. Wahyudin, Pembinaan nelayan sebagai ujung tombak pembangunan perikanan nasional, Wawasan Tridharma, 1 (2012) 1-16.

Google Scholar